******************************************************************
Sementara itu, Oliver
yang duduk di sudut yang terlindung dari pelanggan yang lain di Caffe Bene
menangkap gerak geri gadis berhadapan dengan mejanya. Sepasang matanya leka memerhatikan
gelagat Angel. Sesekali senyuman terukir di bibirnya melihat wajah ayu gadis di
hadapan mejanya. Dia terkesima saat terpandang wajah itu. Sempat juga dia
mengambil gambar tanpa pengetahuan pemiliknya. Wajah yang sangat fotogenik dan
menarik perhatiannya sehingga dia mengeluarkan Canon G15 untuk buat
kenang-kenangan.
Setelah
menghabiskan Ice Porfait dan Honey Nut, dia bersiap untuk pulang. Dengan
langkah yang lemah, Angel menggenggam erat blausnya yang ditiup angin malam,
jam pun sudah menunjukkan jam11.00 p.m. Menggigil kesejukan ‘Inilah padahnya apabila tidak membawa jaket tebal keluar
tadi’. Desusnya dalam hati, terasa menyesal. Hatinya rasa tak kena apabila terasa
seperti dia terlupa sesuatu, Angel memerhati tangannya. ‘Ah!bungkusan untuk
Oliver’, Ingin berpatah balik tapi merasa kedinginan malam yang semakin
mencengkam, niatnya dibatalkan saja dan segera menahan teksi untuk pulang ke
rumah sewanya.
Oliver
sudah bersedia untuk pulang, buku dan laptopnya yang tadi dihadapan disusun ke
dalam begnya. Beg galasnya disandang di bahu, dia berkira-kira hendak pergi
tetapi matanya tertumpu pada bungkusan di atas meja berhadapan dengan mejanya.
Wajahnya berkerut ‘Bukan ini kepunyaan gadis tadi?’, Oliver segera mengambil
bungkusan hadiah tersebut dan hendak mengejar gadis tadi. Namun dia tidak lagi
melihat kelibat gadis tersebut. Bungkusan hadiah yang berada di tangannya, berjanji akan memulangkan kembali kepada pemiliknya jika dia berpeluang bertemu
kembali.
No comments:
Post a Comment